Selasa, 31 Januari 2012

Target MDG's Turunkan Kasus HIV-AIDS Paling Sulit Dicapai

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Jakarta, Dari 8 target Millenium Developmentt Goals (MDG's) yang harus dicapai Indonesia tahun 2015, HIV-AIDS menjadi poin yang paling sulit dicapai. Para juri Indonesian MDG's Award menilai, poin ini kurang tergarap dengan optimal karena memang sulit dirunut hulu permasalahannya.

Setidaknya, demikianlah kesan yang ditangkap oleh para juri selama proses penilaian Indonesian MDG's Award yang berlangsung antara Desember 2011 hingga Januari 2012. dewan juri dalam acara tersebut diketuai oleh Utusan Khusus Presiden RI untuk MDG's, Prod Dr dr Nila Djoewita Moeloek, SpM(K).

"HIV-AIDS paling sulit saya kira, karena hulunya memang tidak jelas. Kalau kesehatan ibu dan anak, kita tahu hulunya apa sehingga penanganannya juga lebih mudah," kata Prof Nila saat ditemui di acara puncak Indonesia MDG's Award di Balai Kartini, Selasa (31/1/2012).

Dikatakan sulit menurut Dr Nila, sebab masalah HIV-AIDS tidak hanya berhubungan dengan kesehatan tetapi mau tidak mau pasti dikaitkan dengan moral. Setuju atau tidak, masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa HIV-AIDS merupakan dampak dari penyakit moral karena banyak ditularkan melalui perilaku amoral seperti memakain narkoba suntik dan seks bebas.

Oleh karenanya, Dr Nila selalu menekankan bahwa upaya penanggulangan HIV-AIDS juga harus dilakukan dengan meningkatkan mutu dan ketahanan keluarga. Menurutnya, salah satu solusi atau upaya dalam penanggulangan HIV-AIDS bisa dimulai dari keluarga yang sehat dan terencana.

"Kalau keluarganya sehat, direncanakan dengan baik, siapa sih yang berharap anaknya pakai narkoba?" tambah Dr Nila.

Sebutan sebagai penyakit moral untuk HIV-AIDS selalu menjadi kontroversi, sebab dalam kenyataannya infeksi ini tidak selalu diderita oleh orang-orang berperilaku amoral. Belakangan, infeksi ini juga mulai banyak menjangkiti ibu rumah tangga dan bahkan bayi-bayi yang tidak berdosa yang tertular dari ayah atau suaminya.

Edukasi dan sosialisasi tentang HIV-AIDS dinilai lebih memberikan solusi efektif, sebab upaya pencegahan akan sulit dilakukan jika tidak tahu apa sebetulnya HIV-AIDS dan bagaimana cara penularannya. Salah satu nominator Indonesian MDG's Award juga menerapkan edukasi HIV-AIDS dalam program Masa Orientasi Sekolah (MOS) di SMP dan SMA.

Selengkapnya, berikut ini nominator MDG's Award Kategori HIV-AIDS dan Penyakit Menular Lainnya, yang pemenangnya baru akan diumumkan besok malam:

1. Dinkes Kota Pekalongan
Program: Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS di Kota Pekalongan

2. Dinkes Kabupaten Kendal
Program: Penanggulangan HIV-AIDS

3. Pemkot Salatiga
Program: Sosialisasi HIV-AIDS pada Event Masa Orientasi Sekolah (MOS) di Kalangan Pelajar SMP dan SMU

4. Bappeda Kota Sabang
Program: Eliminasi Malaria

Selasa, 31/01/2012 12:07 WIB
(up/ir)

Razia Kos-kosan Harian, Petugas Temukan WNA Malaysia



Surabaya - Demi menekan angka kriminalitas khususnya tindak asusila dan peredaran narkoba, puluhan petugas gabungan merazia kos-kosan harian atau home stay di wilayah Gubeng.

Meski menemukan pasangan yang belum nikah, petugas tidak mengamankannya. Operasi yang dilakukan Polsek Gubeng, Satpol PP Kecamatan Gubeng dan Koramil ini hanya mendata dan memberikan hukuman administratif.

Seperti yang terlihat di Graha Citra Home Stay di kawasan Barata Jaya. Petugas menemukan sepasang pemuda.

"Saya sudah lulus pak dan ini pacar, calon suami saya yang baru datang semalam dan tidur sini. Saya baru sebulan kos di sini," kata penghuni kamar D di lantai 2 sambil terus menghindari sorotan kamera para wartawan, Selasa (31/1/2012).

Di tempat yang mempunyai 18 kamar, petugas gabungan juga menemukan seorang warga negara Malaysia. Dengan penemuan WNA ini membuat Kapolsek Gubeng, Kompol Ardian Nurrizal marah. Sebab pihaknya tidak dilapori pemilik kos jika ada WNA menginap.

"Kalau ada apa-apa terhadap mereka (WNA) siapa yang bertanggung jawab. Kita pasti yang kena," kata Kompol Ardian kepada pegawai kos-kosan harian.

Meski begitu, petugas hanya memberikan surat pemanggilan terhadap pemilik agar ke polsek untuk dilakukan pemeriksaan.

"Setelah kita periksa datanya, ternyata dia pernah kuliah kedokteran di Unair dan sekarang dia di sini sesuai visa-nya untuk berwisata. Dia sudah sebulan di sini," imbuhnya.

Setelah itu razia dilanjutkan ke Jalan Jawa, tepatnya di Borobudur Home Stay. Petugas kembali menemukan satu pasangan yang belum sah menikah tapi menyewa satu kamar. Namun lagi-lagi, petugas hanya memberikan surat pemanggilan kepada kedua muda-mudi untuk melapor ke polsek.
Zainal Effendi - detikSurabaya
Selasa, 31/01/2012 15:03 WIB
(fat/fat)
SELAMATKAN HIDUPMU, KATAKAN TIDAK PADA NARKOBA