Di zaman yang serba cepat dan kilat ini, keadaan juga dapat berbalik seperti membalikkan telapak tangan. Kita baru saja dikejutkan oleh penangkapan Raffi Ahmad karena kasus penyalahgunaan narkoba. Raffi Ahmad??? Ya, seorang artis muda yang namanya tidak asing di masyarakat. Tidak ada yang meyangkanya. Aku, kamu, kita semua tidak menyangkanya. Raffi yang biasanya jalan-jalan dalam kotak tivi, sekarang harus “rapat” dengan BNN.
Keterlibatan seorang pesohor dengan narkoba memang bukan hal yang baru lagi. Akan tetapi, keterlibatan artis seperti Raffi Ahmad, sedikit banyak membuat masyarakat kaget. Banyak yang berkomentar “Raffi Ahmad? Narkoba? Masa iya??”. Inilah dunia yang cepat berubah. Raffi yang kesehariannya sering dilihat dalam dunia hiburan, harus ketabrak dengan yang namanya narkoba.
Dunia hiburan memang dikatakan rentan terhadap penyalahgunaan narkoba. Mereka yang bekerja di dalamnya, akan terjun dalam dunia gemerlap yang penuh kilatan lampu. Segala gerak-gerik menjadi pusat perhatian. Tidak ada kata lelah, jenuh, atau bosan. Mereka dituntut untuk selalu bahagia dan tersenyum di depan sorot kamera.
Narkoba sendiri, juga seperti memiliki magnet yang lain. Kampanye memerangi narkoba telah dikobarkan dimana-mana, tapi tetap saja narkoba memiliki daya jerat yang lain. Seorang pesohor dengan tingkat kemungkinan depresi (yang mungkin) sangat tinggi dan penghasilan lebih seolah “teman terdekat” yang dapat dijangkau narkoba. Dan ini bukan sesuatu yang baik, karena narkoba ibarat “bisa dengan bom waktu” yang sedang menunggu untuk mematikan penggunanya secara pelan, tapi pasti.
Di tengah zaman yang serba cepat dan kilat, narkoba sepertinya juga berkembang dengan pesat. Sebuah perkembangan yang tidak membahagiakan. Berbagai zat aditif—yang belum diatur dalam undang-undang—baru bermunculan, seperti pada kasus Raffi Ahmad. Zat aditif yang sebenarnya bukan zat baru tersebut, dikatakan masih belum diatur dalam undang-undang. Modus pengedaran narkoba semakin banyak. Sekali lagi, bukan kabar yang menggembirakan. Korban penyalahgunaan narkoba juga semakin luas. Lagi-lagi, ini bukan kabar yang bisa dibanggakan.
Di tengah zaman yang serba cepat dan kilat ini, hal buruk yang sedang mampir ke Raffi Ahmad dapat dijadikan contoh. Contoh yang tidak bisa dan tidak patut ditiru. Contoh yang dapat menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa di zaman yang sedang cepat berlari ini harus dihadapi dengan bijaksana, bukan dengan narkoba. (luk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar